Jakarta, mediahukumnews.com – Langkah diplomatik Presiden Prabowo Subianto kembali menarik perhatian dunia. Dalam kunjungan kenegaraan ke Afrika Selatan pekan ini, Indonesia dan Afrika Selatan resmi menandatangani nota kesepahaman untuk mempercepat kerja sama di bidang pertahanan dan industri militer. Kesepakatan ini menjadi tonggak baru hubungan bilateral kedua negara yang sama-sama menjadi kekuatan menengah di kawasan selatan dunia.

Di tengah dinamika geopolitik global yang makin kompleks, kedua negara menegaskan komitmennya untuk memperkuat ketahanan kawasan melalui pertukaran teknologi, latihan bersama, serta peluang produksi bersama alat utama sistem pertahanan (alutsista). Kerja sama ini dipandang sebagai langkah strategis dalam memperluas jejaring pertahanan Indonesia di luar lingkup Asia Tenggara, sekaligus membuka pasar baru bagi industri strategis nasional seperti PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia.
Pemerintah menilai, kerja sama ini bukan sekadar simbol hubungan diplomatik. Tetapi bagian dari strategi besar Indonesia untuk memperkuat posisi dalam rantai pasokan global pertahanan. Afrika Selatan dikenal memiliki teknologi pertahanan darat yang kuat, sementara Indonesia memiliki kemampuan perakitan dan desain yang mumpuni di sektor dirgantara dan kendaraan taktis. Kolaborasi ini diharapkan melahirkan inovasi pertahanan yang mampu bersaing di pasar internasional.
Meski menuai apresiasi, beberapa pengamat menilai kerja sama pertahanan lintas benua ini harus disertai transparansi dalam pembiayaan dan pengawasan industri militer. Mereka mengingatkan agar semangat kerja sama tidak terjebak dalam euforia politik, melainkan diarahkan untuk memperkuat diplomasi pertahanan yang berpihak pada kepentingan rakyat dan perdamaian dunia. ***


















