Jakarta, mediahukumnews.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mencatat sejarah. Kapitalisasi pasar tembus Rp 14.632 triliun, melonjak 3,56 persen dari pekan sebelumnya Rp 14.130 triliun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun, ikut menguat 2,51 persen, menandakan euforia pasar modal tengah berada di puncak optimisme.
Bagi investor besar, lonjakan ini menjadi kabar baik dimana portofolio membengkak dan kepercayaan asing meningkat. Namun, bagi investor ritel, muncul pertanyaan krusial, apakah keuntungan ini benar-benar ikut mengalir ke kantong mereka, atau justru hanya memperkaya segelintir pemain besar?
Data BEI menunjukkan aktivitas transaksi harian juga melonjak, mencerminkan antusiasme pasar yang meningkat. Tapi di balik itu, sejumlah pakar mengingatkan risiko gelembung harga (market bubble) jika lonjakan lebih didorong spekulasi, ketimbang fundamental emiten. Apalagi, masih ada emiten yang belum disiplin melaporkan kinerja keuangan semesterannya, yang bisa menimbulkan tanda tanya besar.
Kini, tantangan BEI bukan sekadar menjaga tren positif, melainkan memastikan pertumbuhan kapitalisasi pasar juga dibarengi transparansi, kepatuhan emiten, dan perlindungan bagi investor kecil. Sebab, rekor tidak ada artinya bila hanya mencatat angka besar tanpa menghadirkan rasa aman dan adil bagi seluruh pelaku pasar. ***
